Analytical Parenting

by | |
Disclaimer: don't be fooled by the title. This post is merely curhat as usual.

Orang tua jaman sekarang memang berbeda dengan orang tua jaman dulu, terutama dalam pola didik dan pola asuh. Minimal, saya merasa pola didik dan pola asuh saya berbeda dengan orang tua saya.
Thanks to the internet, orang tua jaman sekarang bisa dengan gampang mengakses teori-teori dan perkembangan terbaru dari dunia pendidikan dan pertumbuhan anak. Ini bikin orang tua sekarang terlihat lebih involve dalam perkembangan dan pendidikan anak.
Bukannya dulu orang tua membiarkan anaknya tumbuh sendiri macem toge sih, tapi kelihatan aja sekarang banyak orang tua baru yang lebih kritis dan lebih terlibat.

Contohnya dalam hal sekolahan. Sadar ga sih kalau orang tua angkatan mama papa kita kalau milih TK buat anaknya biasanya kriteria utamanya adalah deket rumah. Ga terlalu mikirin sistemnya gimana, atau cara interaksi guru dan muridnya gimana. Sementara orang tua jaman sekarang biasanya browsing dulu di internet sampe mabok, terus survey lokasi sampe mabok, lalu trial,sampe,mabok, dan akhirnya daftar setelah menyingkirkan sekolah yg sistemnya (dianggap) kurang oke, interaksi guru-muridnya dianggap kurang cocok, dan biayanya ga bikin mabok. Agak jauh dari rumah nggak apa-apa, asal anak senang, ortu tenang. Contoh orang tua seperti ini adalah saya.

Ga berenti sampai situ, karena terbiasa terpapar dengan banyak informasi soal pendidikan dan perkembangan anak, orang tua jaman sekarang pun terbiasa menganalisa tingkah laku anaknya. Contoh ya, kalau orang tua jaman dulu anak lakinya doyan berantem, ga terlalu khawatir. Karena mereka percaya, ya memang begitulah anak lelaki. Atau anak perempuannya cengeng, ga risau juga. Karena percaya, anak perempuan sensitif itu wajar adanya. Beda sama orang tua jaman sekarang. Setelah satu bulan sekolah anaknya masih susah berteman, khawatir anaknya kuper. Anaknya sering mimpi dan kebangun di malam hari, risau anaknya memendam sesuatu. Dan biasanya langsung car referensi dari internet, atau tanya guru/ahli perkembangan anak. Contoh orang tua jaman sekarang yang seperti ini adalah saya.

Mungkin ya, kekhawatiran dan kerisauan yang muncul ini selain karena berbagai info sana-sini, pun karena ada keinginan sang anak tidak tumbuh kuper seperti emaknya dan tidak inntrovert seperti emaknya. Banyak analisa yang saya lakukan soal perkembangan anak-anak saya dikala saya lagi bengong senggang. Biar keren, saya menyebut ini sebagai analytical parenting. Ya asal jangan kebanyakan analisa tapi ga ada action juga, sik.

Nah anyway, saat ini saya sedang menganalisa kelakuan baru si bocah cewek. Awal-awal sekolah dia mau aja ditinggal dan langsung nempel sama gurunya pas baru dateng. Tapi sekarang kenapa ya kalau saya antar sekolah dia pasti nempel terus sama saya dan ga mau lepas sampai bel masuk plus harus saya antar sampai pintu kelas?

Udah dibilangin, kan, ini cuma curhat.

0 comments:

Post a Comment