Juara Bandung: Mie Kocok H. Amsar

by | | 0 comments
Ada beberapa jenis makanan (jajanan) khas Bandung yang, menurut lidah saya tentunya, belum menemukan tandingannya. Tentu saja saya berani bilang begitu karena sudah membandingkan rasa masakan sejenis dari berbagai penjual yang berbeda-beda. Nah makanan-makanan yang setelah diperbandingkan baik dari tingkat Kotamadya Bandung sampai skala nasional selalu menjadi makanan paling enak saya beri gelar "Juara Bandung". Bukan "Bandung Juara", da itu mah punya Pak Emil *naon deuih sok disambung-sambungkeun*.

Ehnihwei... Salah satu makanan "Juara Bandung" menurut saya adalah Mie Kocok H. Amsar. Buat yang belum tau mie kocok itu apa, ini adalah makanan sejenis mie kuah yang intinya terdiri dari mie gepeng, toge, dan kikil, yang diberi kuah sop. Kalau ada yang tau mie kocok Kartika Sari atau mie kocok Jalan Banteng, nah mie kocok H. Amsar ini formatnya sama persis dengan mie kocok lainnya, ada mie gepeng, toge, dan kikil, plus kerupuk aci sebagai pelengkap. Terus, apa dong yang bikin mie kocok H. Amsar juara? Mari kita bedah satu-satu...

Pertama, mie nya. Meskipun mie yang dipakai adalah mie gepeng seperti umumnya mie kocok, tapi mie nya tidak bau apu dan kekenyalannya pas. Nggak terlalu keras atau setengah matang, juga nggak terlalu lembek. Toge nya pun begitu, aroma khas toge mentahnya sudah hilang, tapi saat digigit toge masih terasa kres-kresnya. Kemudian kikil alias kaki sapinya dimasak dengan waktu yang cukup lama sehingga empuk dan nggak perlu 'berantem' saat menggigit nya. Dijamin tidak akan ada urat atau sisa-sisa kikil yang nyangkut di gigi (selama giginya rapat dan dan tidak berlubang). Tapi jangan khawatir kikilnya lembek juga, karena meskipun empuk, si kikil ini masih jauh dari lembek.

Selanjutnya, yang menurut saya paling juara dan paling membedakan mie kocok H. Amsar dengan mie kocok lainnya adalah kuahnya!


Lihatlah kuahnya yang kental berwarna kekuningan. Dari foto aja sudah terlihat kalau mie kocok ini kuahnya istimewa. Konon, kuah kental dan gurih ini didapat dari penggodogan kikil yang sampai empuk. Gurihnya juga terasa beda dari gurih penyedap karena dari sari kikilnya sendiri. Hebatnya, kuah kental ini tidak sedikitpun terasa enek, padahal biasanya kuah dari penggodogan kikil berlemak dan enek. Mungkin mereka punya semacam teknik rahasia untuk menghasilkan kuah yang gurih, kental, pas, dan tidak enek. Salah satu syarat makanan juara buat saya adalah tidak perlu menambahkan garam, merica, atau sambal. Nah, mie kocok Amsar ini enak dimakan apa adanya, meskipun untuk mereka yang lebih suka rasa segar pada mie kocok bisa menambahkan jeruk nipis.

Buat yang ingin mencoba kenikmatan mie kocok H. Amsar bisa mampir ke warung mereka di Jl. Sudirman. Warungnya terletak di kanan jalan kalau dari arah pusat kota, sebelum pabrik Marie Tunggal. Buka jam 11 sampai malam, tergantung habisnya jam berapa, tutupnya di hari Jumat.

Sebagai bonus, nih saya ksih foto es campur jeruknya.


Rasa es campur jeruknya sih ga istimewa, tapi cocok untuk menyegarkan tenggorokan setelah melahap semangkuk mie kocok.