Kakaren Craftydays 7

by | | 0 comments
I was always an (amateur) crafter inside. Jadi ketika Tobucil mengadakan Craftydays yang ke-7 bulan ini, sudah barang tentu itu menjadi event yang paling saya tunggu-tunggu.

Jadilah kemarin saya berangkat ke Gedung Indonesia Menggugat dengan dibonceng sang suami naik Supra X kesayangan. Super excited karena selain mau lihat-lihat belanja karya crafter yang kece-kece, juga mau ikutan kelas membuat aksesoris dari kain perca yang dipandu oleh Dwaya Manikam.

Pertama dateng langsung masuk ke ruang workshop karena sudah telat 20 menitan. Di workshop bikin aksesoris ini diajarin bikin kalung dari perca batik dan manik-manik. I love doing this because it involves many kecosans and - in a weird but good way - ngecos makes me feel serene and calm. Ibaratnya satu kecosan membuang satu masalah dalam hidup. I could call it 'kecos therapy' *halah*.



Anyway, cerita sedikit soal Dwaya Manikam yang ngadain workshop ini, adalah sebuah organisasi yang memberdayakan ibu-ibu di daerah Cicadas untuk membuat aneka aksesoris dari perca. Dan hebatnya, aksesoris bikinan ibu-ibu ini sudah tersebar hampir ke seluruh penjuru Indonesia. Keren, ya. Gerakan yang sangat inspirasional dan patut ditiru.

Saya menikmati sekali sesi workshop ini. Waktu yang dikasih sebenernya cukup lama, 2 jam, tapi rasanya bentar banget. Dan inilah kalung hasil karya saya, belum terlalu rapi, sih. Tapi mayan lah buat pemula yang baru pertama kali bikin kalung dari kain perca.



Lanjut. Selesai workshop tentunya saya langsung ke main attraction dari acara Craftydays ini. Apalagi kalau bukan bazaar barang-barang kerajinan angan. Woohoo! Muter-muter dan sungguh barieukeun sekali. Apa itu barieukeun? Silakan lihat di kamus Basa Sunda :p. Anyhoo, muter-muter memang ga afdol tanpa belanja. Dan inilah hasil belanjaan saya kemarin:



Ada empat gulung benang rajut yang masing-masing harganya Rp. 6000,- (aslinya 10rb, tapi didiskon 40%), sabun susu kambing dan patchouli pack dari Moloka (16rb, 18rb, dan 12rb), boneka kaos kaki yang adagantungan kuncinya dari Nay Gadabra seharga Rp. 15.000,-, dan boneka gajah perca batik (yang sayangnya saya lupa bnama penjualnya) yang harganya Rp. 10.000,-. Total jenderal belanjaan saya kemarin Rp. 95.000,-. Lumayan yah. Tadinya pengen dompet buat tempat nyimpen peralatan perang dari Cemprut. Tapi sayang ga bawa duit lebih, hahaha.

Anyway, hasil belanjaan favorit saya adalah si boneka gajah ini:



Boneka rapi dan lucu begini (yang sayangnya saya lupa merknya apa) harganya hanya Rp. 10.000,- saja! Kalau sendiri bikin juga effortnya lebih dari itu kali. Dan si gajah ini dengan segera juga menjadi favorit Rafa yang memainkannya dengan gembira begitu saya sampai rumah.

Selesai muter-muter, mampir di kantinnya buat menikmati ayam asap Bin Ukon. Saya pesen ayam asap dengan side dish kentang yang dikasih bumbu herbs, kimchi, dan dikasih saus putih plus semacam sambal bangkok. Menu seharga 20rb ini disajikan sebagai cold dish and surprisingly very very delicious. Surprisingly karena saya kebayangnya ayam asap itu enaknya dimakan anget-anget. Ternyata dimakan dingin juga yummeh.



Oiya sambil menikmati si ayam asap, saya juga dihibur oleh penampilan dari musisi yang tampil d musik sore *TETOT. Mengulang kata: tampil*. Dilanjut menyimak craftpreuneur forum yang dipandu oleh Kak Tarlen (berbaju fuschia-hitam) yang lumayan meringankan beban saya karena ternyata cuma bisa berkarya maksimal saat lagi mood itu NORMAL. Lega. Hahaha.



Karena sudah sore, selesai acara forum saya memutuskan buat pulang. Sebenernya si suami sudah otw menjemput, tapi karena merasa sayang untuk menyia-nyiakan cuaca Bandung yang endes bendes sore itu, saya pun memutuskan menunggu suami sambil berjalan menyusuri Jalan Wastu Kantjana. Jalan kaki di tengah kota Bandung yang sudah lama sekali tidak saya lakukan itupun berujung di tukang baso ceker yang mangkal di bawah jembartan penebrangan di depan Masjid Al Ukhuwah, sekaligus menjadi meeting point dengan sisuami.

Well, that was an awesome day. Thank you Tobucil for having such a kewl event. Langsung memutuskan, tahun depan harus bisa gabung jadi peserta di Craftydays 8 :).




Repot Sekali

by | | 2 comments
Nyahahaha. Itu judul posting menyebarkan negative aura yah? Tapi ya emang itu sih yang saya rasakan selama beberapa hari ini saat booking tiket kereta api.

Jadi insyaAllah bulan depan merencanakan jalan-jalan naik kereta api untuk mengunjungi om di Solo. Sekalian ke Borobudur lah. Soalnya di usia saya yang ke 19 jalan (jalannya mayan jauh, sih, kayak dari Dago ke Maribaya) ini, saya belum pernah ke Borobudur. Anyway, ya udah, karena tau bisa pesen tiket lewat website PT. KAI, maka saya memutuskan pesen tiket lewat internet aja. Praktis, ga usah pake ngantri, ga makan waktu lama. Kirain begitu. Taunyaaaaa, pas pertama kali nyoba pesen tiket via web,ribet juga. Di tanggal yang dipilih katanya sudah tidak tersedia tiket, begitu pula sehari sebelumnya. Sempet gak curiga, sih, karena tanggal yang dipilih ini long weekend. Akhirnya milih sehari setelahnya. Pesan tiket berhasil sampai tahap oke dengan data dan pilih seat lalu... error. Nyoba sampai tiga kali. Tetep gagal. Mayan nyebelin sih. Karena harus ngulang milih tanggal, tujuan, ngisi data dan no KTP.. Sempet nyoba via tiketdotkom juga, tapi sama error jugak. Akhirnya menyerah.

Besoknya sisuami pun memutuskan untuk pergi ke statsiun, ke pusat reservasi. Waktu itu dia sore sekitar jam 4an kesana. Pas ambil nomer antrian... Jengjreng... Ngantrinya masih 160 orang lagi. Nyahahahaha. Sanes antosaneun. Sempet kepikiran beli di kantor pos atau Indomaret, sih. Tapi kalau di web resmi PT. KAI nya error mulu, apalagi via agen.

Malamnya saya coba telp ke 121. Karena menurut website PT. KAi bisa juga pesan tiket via call center. Tapi ndak bisa nyambung. Disuruh nunggu terus. Kata Mbaknya, "Mohon maaf telah membuat Anda menunggu. Telepon Anda penting bagi kami. Saat ini operator kami sedang berbicara dengan pelanggan lain". Ya ampun, Mbak, kalau saya penting harusnya diangkat atuh, Mbak. Katanya saya penting, tapi malah ngobrol sama pelanggan lain. Itu tuh ibarat seorang pacar yang bilang, "Kamu tuh pacar aku yang sangat penting buatku, tapi sebentar ya, aku lagi nelpon pacarku yang lain".

ANYWAYYYYY..

Ya udah karena gagal lewat telpon, hari ini saya mencoba datang ke pusat reservasi lagi. Siapa tau lebih beruntung. Lebih beruntung dari suami saya, sih. Karena di antrian saya cuma nunggu 50 orang ajah. Nah, sambil nunggu, saya iseng nyoba beli tiket via web PT. KAI lagi. Eh ternyata bisa, loh. Dan ternyata tiket di hari yang dipilih masih ada, nggak abis kaya pas saya nyoba sehari sebelumnya. Tiket secured, tinggal transfer. Mungkin pas kemaren itu lupa bilang bismillah. Hahaha.

Etapi ternyata permasalah masih ada. Pas mau transfer, muter-muter stasiun taunya gak ada ATM bank saya. Sementara kalau dari ATM Bersama nggak bisa transfer/ bayar. Akhirnya nemu ATM bank saya daaaannnnn... Ga ada loh menu 'bayar tiket kereta api'. Saya nyoba brosing di web PT. KAI, siapa tau ada petunjuk cara membayar, atau kode perusahaan buat transfer dari bank. Kagak ada. Akhirnya nemu cara transfer dan kode PT. KAI dari blog seseorang. Alhamdulillah bisa. Ya Mbok PT. KAI itu menyertakan cara pembayaran tiket yang lengkap gituloh di webnya.

Nah tiket sudah dipesan dan dibayar. Tinggal tunggu hari H. This is gonna be first long trip on train with a baby and a toddler. Cihuy!