Mereka masih berada di satu rumah sama saya, kok. Tapi mereka berdua tidur di kamar orang tua saya di lantai bawah. Dan saya tidur di kamar saya di lantai atas bersama si bungsu, Rafa. Lagi berantem? Masalah rumah tangga?
Ya kagaklah.
Jadi, alhamdulillah kedua orang tua saya diberikan kesempatan berangkat ke tanah suci tahun ini. Saya sih sebenarnya sekarang tinggal di rumah mertua, tapi berhubung adik saya satu-satunya sendirian di rumah selama orang tua saya berhaji, jadilah saya bertugas jadi satpam. Kasian dia kalau pulang kerja malam-malam ke rumah yang sepi dan gelap. Bisi cirambay.
Nah, kamar saya di rumah orangtua saya ini termasuk kamar yang mungil. Soalnya kamar ini memang saya gunakan sejak jaman sebelum menikah dulu. Ga muatlah kalau buat dipake tidur berempat. Dan mungkin karena kamarnya lebih kecil, maka anak-anak saya kalau tidur sekamar suka nggak nyenyak.
Si adik sering susah tidur karena terganggu suara kakaknya yang kaya Jeng Kelin, dan si kakak suka rewel kalau kebangun malam oleh tangisan adiknya yang mirip suara Shinchan.
Jadilah, demi kelegaan dan kenyamanan tidur kami berempat, saya dan suami sepakat 'pisah ranjang' sementara. Saya dengan si bungsu, karena dia masih ASI, dan sisuami dengan si cikal. Ada hari dimana kedua anak kami alhamdulillah bisa tidur dengan tenang, sehingga kami bisa tidur sekamar dan seranjang. Sempit, sih. Tapi mayanlah bisa curi-curi peluk *eh*.
Anyway, ya itulah. Akhirnya malam-malam begini saya sering kangen sama suami dan si sulung. Kadang kalau sudah begini, nunggu si bungsu kebangun, lalu memboyongnya pindah kamar. Atau sebaliknya, sisuami dan si cikal yang nyamperin saya dan si bungsu.
Tapi ada hikmahnya juga, sih, kayak begini. Misalnya lagi ga bisa tidur gini saya jadi bisa ngeblog. Dan semenjak 'pisah ranjang' ini, saya dan suami jadi punya kebiasaan baru. SMSan yang isinya kangen-kangenan. Hihihi.